Tujuan dari proses pengolahan air yang ada di Indonesia adalah untuk menghilangkan berbagai jenis zat mulai dari zat biologis, fisika ataupun kimia yang mampu membahayakan pasokan air bagi manusia. Proses pengolahan ini akan membantu menghasilkan air bersih dan jernih. Berikut adalah rangkaian proses pengolahan air bersih yang dapat dilakukan.

7 Proses Pengelolaan Air Bersih dan Penyediaan Air Bersih

1. Proses Penyaringan

Proses pengolahan air bersih pertama dilakukan dengan tahap penyaringan yang dirancang untuk melindungi unit utama instalasi dan meningkatkan efisiensi pengoperasiannya. Filter diperlukan untuk menghilangkan padatan besar yang mengambang dan tersuspensi di sungai. Bahan-bahan tersebut diantaranya termasuk ranting, daun, kertas, kain perca, dan kotoran lain yang dapat menghalangi aliran dan berpotensi untuk merusak peralatan.

Baca Juga: Dinding Kamar Mandi: Inspirasi Desain Agar Terlihat Lebih Menarik

Alat penyaringan dalam proses ini terbuat dari batang baja yang tahan korosi dengan jarak 5-15 cm dan digunakan untuk mencegah masuknya kotoran ke pabrik pengolahan. Penyaring dipasang pada sudut 60 derajat sehingga material kotor yang dikumpulkan oleh pengaduk mekanis dapat dengan mudah dilepas atau dibuang.

Saringan halus yang ditemukan setelah melalui saringan kasar bertugas untuk mencegah material yang bisa menyumbat pipa di pabrik. Saringan halus ini terdiri dari batang baja dengan jarak 5-20 mm. Varian dari saringan halus adalah saringan mikro, yang terdiri dari jaring baja tahan karat dengan ukuran jaring sangat kecil pada drum yang berputar.

Ganggang serta plankton, organisme mikroskopis yang berenang mengikuti arus di air bisa terperangkap pada saringan halus ini. Padatan yang terperangkap dihilangkan dan dikeluarkan dari kain menggunakan jet air bertekanan tinggi dengan air jernih. Dengan begitu maka air akan berada dalam kondisi yang baik dan aman untuk dikonsumsi ketika sampai ke masyarakat.

2. Proses Aerasi

Setelah melalui proses penyaringan, pengelolaan air bersih selanjutnya yaitu dengan memaksimalkan kontak air dengan udara yang bertujuan untuk menambahkan oksigen. Proses ini membantu menghilangkan gas terlarut seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida yang keduanya bersifat asam, sehingga mampu membuat air tidak terlalu korosif. 

Proses pengelolaan ini juga akan menghilangkan senyawa organik yang tidak diinginkan dari air yang akan dikonsumsi. Selain itu proses Aerasi juga dapat menghilangkan mangan atau besi dengan mengoksidasi zat ini menjadi bentuk yang tidak larut. Mangan serta besi bisa menghasilkan rasa yang aneh dan noda pada pakaian. Jika bentuknya tidak larut, maka dapat dihilangkan dengan penyaringan.

3. Proses Koagulasi dan Flokulasi

Proses koagulasi dilakukan untuk menghilangkan partikel kecil berukuran kurang dari 1 meter yang tersuspensi pada air. Dalam tahap ini, bahan kimia yang disebut ditambahkan ke dalam air untuk menetralkan muatan listrik negatif pada partikel halus. Penambahan koagulan dilakukan dalam tangki pencampur cepat dimana impeller berkecepatan tinggi memecah koagulan dengan cepat.

Setelah muatan dinetralkan, partikel-partikel halus menyatu menjadi partikel-partikel halus dan lembut atau disebut flok. Dua koagulan yang biasa digunakan yaitu aluminium sulfat serta besi klorida. Pengelolaan air bersih di Indonesia dilakukan dengan flokulasi. Air dalam bak flokulasi diaduk perlahan dan flok akan bersentuhan satu sama lain sehingga membentuk flok besar.

4. Proses Sedimentasi

Begitu flok besar terbentuk, proses pengolahan air ini telah memasuki tahap berikutnya yaitu sedimentasi, atau saat partikel jatuh ke dasar kolam pengendapan. Yang telah melewati koagulasi dan flokulasi ditahan di dalam tangki selama beberapa jam untuk memungkinkan terjadinya sedimentasi. Bahan yang terkumpul di dasar tangki biasanya berupa lumpur untuk dibuang. 

5. Proses Filtrasi

Filtrasi diartikan sebagai proses penjernihan air yang memisahkan padatan dari cairan. Pengolahan air menghilangkan padatan yang tidak terpisahkan pada tangki pengendapan dengan mengalirkan air melalui lapisan pasir serta kerikil. Dengan kecepatan aliran 4-8 meter kubik per meter persegi area filter dan jam, filter gravitasi bekerja dengan cepat.

6. Proses Klorinasi

Proses selanjutnya dalam pengelolaan air yaitu mendesinfeksi air untuk hilangkan mikroorganisme patogen yang tersisa. Bahan kimia yang dimanfaatkan untuk mendesinfeksi yang paling umum digunakan yaitu klorin atau cairan seperti natrium hipoklorit, NaOCl atau gas. Ketika klorin ditambahkan ke air maka akan bereaksi dengan kontaminan potensial termasuk mikroorganisme.

Baca Juga: Cara Memilih Ukuran Wastafel Terbaik yang Ideal Berdasarkan Jenis Wastafel

7. Proses Perawatan Extra

Proses pengelolaan air bersih di Indonesia memerlukan alat tambahan untuk memenuhi kepentingan kebutuhan penduduk. Salah satunya adalah fluoridasi air, di mana fluoride ditambahkan ke air. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa “fluoridasi pasokan air, jika memungkinkan diartikan sebagai tindakan kesehatan masyarakat paling efektif untuk mencegah kerusakan gigi”. 

Pada kasus tertentu, kelebihan alga dalam air juga bisa mengakibatkan pertumbuhan alga yang mampu menyumbat sand filter pada proses pengolahan. Dalam situasi ini, klorinasi dapat digunakan sebagai pengganti atau tambahan untuk aerasi guna membunuh alga yang dikenal sebagai pre-klorinasi. Proses pengolahan air ini berlangsung sebelum tahap pengolahan air utama. 

Dan untuk menjaga agar aliran air tetap bersih dan terjaga kualitasnya, gunakan selalu perangkat penyaringan serta sambungan pipa yang berkualitas seperti Valve UNNU. Perangkat ini akan melindungi dari resiko kebocoran yang berpotensi mempengaruhi kualitas air bersih di dalamnya.